Tanggal 12-14 Desember 2019, Santri putra MBS Muhiba Yogyakarta melakukan kegiatan latihan berkuda, panahan, renang.
Tanggal 12-14 Desember 2019, Santri putra MBS Muhiba Yogyakarta melakukan kegiatan latihan berkuda, panahan, renang.
Santri putri MBS Muhiba Yogyakarta Latihan Berkuda, Panahan, Renang pada 12-14 Desember 2019.
Alhamdulillah, bertambah lagi santri MBS Muhiba Yogyakarta hafiz Quran 30 juz
Alhamdulillah, santri Muhammadiyah Boarding School MBS Muhiba Yogyakarta telah selesai Daurah Bahasa Arab – Arabic Camp yang dilaksanakan pada tanggal 2-8 Maret 2020.
Tahu nggak apa yang menjadi perbedaan pesantren dan boarding school ??
Trus ada juga Muhammadiyah Boarding School, kalau dikategorikan itu masuk yang mana ya atau apa perbedaan dengan pesantren dan boarding school umumnya ???
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebelumnya kita bahas dulu tentang persamaannya. Untuk persamaannya tentu saja sangat mudah dipahami yaitu pesantren dan boarding school merupakan sebuah lembaga pendidikan yang memberikan fasilitas asrama untuk para siswa / santrinya. Persamaan lainnya adalah bahwa santri yang belajar di Pesantren dan Boarding School sama-sama berasal dari berbagai daerah. Ada yang berasal dari lingkungan sekitar, ada juga dari berbagai penjuru daerah di dalam negeri maupun luar negeri.
Jika dilihat dari segi bahasa terdapat adanya kerancuan, karena jika dilihat atau diartikan dalam bahasa inggris, kata “pesantren” atau yang sering juga disebut dengan “pondok pesantren”, juga berarti “boarding school”.
Kalau begitu apa saja perbedaan keduanya ??
Perbedaan Pesantren dan Boarding School yang paling mendasar, adalah bahwa Pesantren merupakan tempat untuk membentuk manusia yang berakhlak. Dimana santri-santri tersebut bisa belajar tanpa adanya batas waktu. Selain itu, tidak ada pembatasan umur bagi santri yang belajar di pondok pesantren.
Sedangkan untuk Boarding School merupakan suatu tempat untuk para pelajar melakukan semua aktifitas seperti belajar, tinggal (tempat tinggal), serta aktifitas lain yang mendukung terlaksananya pendidikan, dengan batas waktu yang telah ditentukan, sehingga ada persyaratan umur bagi para siswa santrinya. Tempat belajar bagi para siswa biasanya mengambil tempat atau jadi satu atau bahkan memodifikasi sekolah formal. Oleh karena itu, boarding school disebut juga dengan sekolah berasrama.
Untuk lebih detailnya berikut perbedaan pesatren dan boarding school atau sekolah berasrama yang ditinjau dari berbagai hal:
Pesantren biasanya dibangun dengan modal nol atau dengan biaya yang sangat terbatas. Pembangunannya dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan ketersediaan modal yang ada.
Sedangkan untuk pembangunan / pendirian boarding school, modalnya sudah disiapkan atau diagendakan secara khusus, sehingga pembangunannya dilakukan secara sekaligus. Boarding School rata-rata memiliki gedung yang bagus, mewah dengan fasilitas-fasilitas yang lengkap.
Pendiri pesantren biasanya dilakukan secara perorangan. Bahkan pesantren sering didirikan oleh Kyai yang mengajar di pesantren tersebut.
Sedangkan untuk pendiri boarding school biasanya dilakukan oleh suatu organisasi atau lembaga, baik berupa yang yayasan, atau lembaga pemerintah atau swasta.
Biaya pendidikan di pesantren dan boarding school memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Untuk pesantren biasanya merapkan biaya pendidikan atau SPP yang sangat terjangkau, bahkan bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tidak jarang pula ada beberapa pesantren yang tidak menggratiskan biaya belajarnya. Biaya pendidikan biasanya mencerminkan fasilitas-fasilitas yang disediakan, oleh karena itu, dengan biaya pendidikan yang murah, fasilitas-fasilitas yang ada di pesatren biasanya masih sangat sederhana.
Untuk biaya pendidikan di boarding school, biasanya lebih mahal dari pesantren, bahkan ada beberapa boarding school menerapkan biaya pendidikan atau SPP yang tergolong tinggi. Oleh karena itu, fasilitas-fasilitas di Boarding School sangat lengkap dengan dengan tingkat kenyamanan yang tinggi.
Fasilitas-fasilitas pendidikan yang biasanya ada pada Boarding school seperti, Kelas belajar yang dilengkapi dengan AC, smart board dan proyektor. Kemudian tersedia juga fasilitas penunjang seperti laboratorium, klinik kesehatan, berbagai sarana olah raga, perpustakaan, balai serba guna, kebun, taman hijau, dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk fasilitas untuk asrama biasanya disediakan kamar yang dilengkapi dengan telepon, Televisi, AC, lemari es, area pribadi, detector kebakaran, & lain-lain.
Boarding school juga menerapkan sistem keamanan secara total untuk menjaga keamanan siswa-siswinya. Semua kegiatan siswa-siswi yang berkaitan dengan pendidikan bisa diawasi secara menyeluruh. Tata tertib dibuat dan diterapkan untuk seluruh warga di asrama maupun di sekolah dengan sanksi-sanksi bagi yang melanggar.
Kurikulum pendidikan pesantren biasanya berdasar pada kitab agama seperti Al Qur’an, kitab kuning, serta kitab-kitab berbahasa arab. Materi pendidikannya sangat menitikberatkan pada pendidikan agama, karena tujuan utamanya untuk membentuk akhlak. Tetapi biasanya diselipkan pelajaran-pelajaran umum pada pendidikan formal. Namun, Pesantren juga bisa merancang, membuat & menentukan kurikulum sendiri tanpa harus mengikuti standar pendidikan yang ditentukan pemerintah.
Untuk kurikulum pendidikan boarding school, lebih menitikberatkan pada kurikulum pendidikan formal dengan materi yang umumnya ada pada pendidikan formal pada kurikulum yang dibuat pemerintah. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas hasil didik siswanya, Boarding School biasanya juga merancang kurikulum pendidikan yang komprehensif-holistic yaitu program pendidikan yang menggabungkan atau mengkombinasikan pendidikan keagamaan, academic development, life skill (soft and hard skill) sampai membangun wawasan global.
Pengajar di pesantren merupakan kyai dan ustad yang memiliki pemahaman tinggi terhadap agama dan kitab suci. Selain itu, para pengajar di pesantren, biasanya telah memiliki pengalaman yang sangat banyak dalam menjalani kehidupan. Pengetahuan dan pengalaman tersebut, menjadi bahan / materi yang diajarkan kepada para santri. Sehingga santri bisa mendapat contoh langsung dari kehidupan, & pengalaman yang kemungkinan akan mereka hadapi kelak.
Selain itu, para pengajar di pesantren, juga bisa mengembangkan metoder-metode belajar untuk menyampaikan materi sesuai dengan karakter santri, sehingga nantinya santri bisa tumbuh & berkembang menjadi manusia berkualitas tinggi sesuai dengan potensinya.
Para santri dilatih untuk membuat rencana, membuat keputusan, dan bertindak dengan selalu berdasar & berpegang teguh pada ajaran agama.
Sedangkan untuk pengajar di Boarding school, umumnya ditentukan dengan kualifikasi untuk tenaga pendidik yang akan mengajar di sekolah berasrama tersebut. Biasanya pengajar di Boarding School dibedakan sesuai dengan kualifikasi materi pendidikan yang akan diberikan, terutama untuk pengajar yang memberikan materi pendidikan formal.
Karena bertujuan untuk mendidik siswa-siswinya agar memiliki kecerdasan intelektual, sosial dan skill yang tinggi, maka kualifikasi pengajar di Boarding School juga dilakukan dengan sangat ketat, sehingga nantinya diperoleh pengajar-pengajar berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan di Boarding School.
Secara umum Muhammadiyah Boarding School atau sering juga disebut dengan MBS, sama seperti halnya Boarding School pada umumnya. Bedanya, Muhammadiyah Boarding School tidak hanya menitikberatkan pada pendidikan yang betujuan untuk menghasilkan kecerdasan intelektual, sosial dan skill yang tinggi tetapi juga memiliki pengetahuan agama yang tinggi. Sehingga nantinya lulusannya akan memiliki akhlak mulia, memiliki skill tinggi yang bisa digunakan untuk menjalani profesinya, serta memiliki kecerdasan akademis tinggi.
Muhammadiyah Boarding School bisa disebut juga dengan Islamic Boarding School. Karena didirikan oleh organisasi Islam Muhammadiyah, maka diberi nama Muhammadiyah Boarding School.
Bisa dibilang bahwa Muhammadiyah Boarding School merupakan penggabungan antara Pesantren dengan Boarding School. Dengan metode pembelajaran dan kurikulum yang menggabungkan kurikulum pesantren dengan kurikulum pendidikan formal yang ditentukan pemerintah. Siswa-siswanya pun disebut dengan santri.
Metode belajarnya dibagi menjadi dua yaitu pada jam sekolah mulai pagi sampai siang atau sore hari, para santri mendapat pendidikan akademis formal, kemudian setelah itu para santri mendapatkan pendidikan kepesantrenan. Pengajarnya terdiri dari para guru, ustad dan kyai yang selalu mendidik, mendampingi dan mengawasi santri selama proses pendidikan, baik siang hari ketika menjalankan pendidikan formal, dan sore atau malam hari ketika menjalankan pendidikan pesantren.
Salah satu Muhammadiyah Boarding School yang telah membuktikan mampu mendidik para santrinya adalah Muhammadiyah Boarding School SMA 1 Muhammadiyah Bantul yang juga dikenal dengan nama MBS Muhiba. Santri MBS Muhiba saat ini telah mengukir banyak prestasi yang dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang telah diraih selama ini.
Dan kedepannya, dengan managemen serta sistem pendidikan yang selalu dikembangkan, tidak menutup kemungkinan, akan lebih banyak lagi santri-santri yang mampu menambah prestasinya, sehingga tujuan pendidikan untuk menghasilkan santri yang memiliki kecerdasan intelektua, skill serta pemahaman agama yang tinggi bisa terwujud.
Wisuda Santri MBS Muhiba Yogyakarta Slesai Tahfiz 30 juz
Pada tanggal 18 November 2019 menjadi kebanggaan bagi MBS Muhiba Yogyakarta, karena sebagai salah satu MBS Jogja yang ikut serta dalam Resepsi Milad MUHAMMADIYAH ke-107 yang diadakan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Resepsi Milad Muhammadiyah merupakan agenda rutin tahunan yang diadakan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Tahun ini acara resepsi Milad Muhammadiyah memperingati 107 Tahun gerakan Muhammadiyah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Gunawan Budiyanto (Rektor UMY), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dipilih karena memiliki kesesuaian dengan tema milad tahun ini yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Pada rangkaian acara Milad tahun ini juga terasa istimewa karena bersamaan dengan Tasyakur Milad 100 Tahun Taman Kanak-kanak Aisyiyah Busthanul Athfal (TK ABA), dan juga berdekatan dengan pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah yang akan selenggarakan pada 2020 nanti di Surakarta.
Selain itu, pada Milad kali ini, juga dimeriahkan dengan penganugerahan kader Muhammadiyah berpresrasi internasional, penganugerahan Muhammadiyah Award, launching Muhammadiyah online university, launching iuran anggota online, serta launching batik Muktamar.
Pada acara ini, diperkirakan sebanyak 10 ribu kader Muhammadiyah dari seluruh Indonesia datang untuk menghadiri acara resepsi milad Muhammadiyah ke 107. Dikarenakan kapasitas tampung Sportorium terbatas, akhirnya banyaknya kader tidak bisa ke masuk sportarium dan harus berada di luar gedung sportarium. Meski demikian acara resepsi milad Muhammadiyah tetap berjalan khidmat & lancar.
Beberapa pejabat negara turut hadir pada acara tersebut. Diantaranya yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Menko PMK Muhajir Effendy, mantan Menhan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, Dubes RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Tohari, Sekjen Kemensos Hartono Laras, Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwon (HB) X, Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri dan Danrem 072 Pamungkas Brigjen TNI Muhammad Zamroni juga nampak hadir dalam kegiatan tersebut.
Santri MBS Muhiba Yogyakarta pada tanggal 28 Oktober 2019, meraih dua medali Perak & Perunggu pada Lomba Ismu Arabic dalam Olympicad VI tingkat NASIONAL yang diselenggarakan di Unimus Semarang.
Lomba Ismu in Arabic merupakan Lomba Pidato ISMUBA dalam Bahasa Arab, dimana setiap peserta menyampaikan pidato dengan materi Agama Islam & Kemuhammadiyahan (AIK). Untuk peserta lomba bersifat perorangan untuk kategori SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA/SMK.
Prosedur Lomba Ismu in Arabic dilakukan dalam dua babak, yaitu babak penyisihan dan babak final. Pada babak penyisihan, peserta menyiapkan teks pidato dengan durasi 2 (dua) menit sesuai dengan tema yang ditentukan panitia. Sebelum pidato dimulai, teks diserahkan kepada juri. Pada babak penyisihan, akan diambil lima belas (15) peserta terbaik yang akan maju ke Babak Final, berdasarkan kriteria penilaian oleh tim juri.
Untuk Babak Final Masing-masing finalis menyampaikan pidato dengan tema yang juga telah ditentukan oleh Juri. Pada babak final, peserta diberi durasi penyampaian pidato selama 5 menit. Sama seperti pada babak penyisihan, naskah pidato pada babak final juga diserahkan ke juri sebelum lomba dimulai.
Dalam memberikan penilaian, Juri memberikan kriteria sebagai berikut :
Alhamdulillah dengan persiapan yang baik, akhirnya Santri MBS Muhiba Yogyakarta menjadi salah satu santri MBS Jogja yang mampu meraih medali pada event tersebut.
Santri MBS Muhiba Yogyakarta meraih 2 medali pada cabang olahraga Pencak Silat dalam acara Muhacom tingkat SMA se-Provinsi DIY yang diselenggarakan pada 13 Oktober 2019.
Pada tanggal 7-10 Oktober 2019, MBS Muhiba Yogyakarta mendapat kepercayaan dan kehormatan dengan ditunjuknya salah satu santri menjadi utusan SMA Muhammadiyah se-Kabupaten Bantul dalam kegiatan Pendidikan Kepramukaan se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Dinas Dikpora DIY di Hotel Jayakarta.
Santri MBS Muhiba Yogyakarta no 4 dri kiri